ReportaseIslami – Sahabat Islam, Semenjak masa pemeritahan Presiden Joko Widodo, kita
begitu sering mendengar ungkapan “revolusi mental”. Bahkan kata-kata ini digaungkan
sejak masa kampanye saat pemilihan presiden beberapa waktu yang lalu. Seluruh
jajaran pemerintahan kini-pun menggunakan ungkapan ini sebagai quote atau
kalimat motivasi yang bertujuan untuk pembenahan yang terpampang pada
spanduk-spanduk atau tema-tema sebuah kegiatan yang dilaksanakan.
Di Kawasan Polda NTB sendiri, kalimat ini juga
merupakan sebuah slogan utama bagi Polri untuk berbenah. Namun dibawah
kepemimpinan Kapolda NTB saat ini, Brigjen Pol Drs, Umar Septono SH, MH,
kalimat ini memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Revolusi mental berarti
mengharuskan setiap polisi yang ada dibawah garis komando Polda NTB untuk mulai
membenahi ibadah mereka terutama shalat di awal waktu bagi personil yang
beragama Islam, sedangkan bagi yang beragama lain tentu saja menyesuaikan
dengan ajarannya masing-masing.
Menurut Kapolda, revolusi mental harus dimulai dari shalat
di awal waktu, memenuhi panggilanNya tanpa menunda-nunda atau mengenal hambatan
oleh sesuatu dan siapapun. “kalau dipanggil oleh Tuhan saja kita masih sering
menunda tanpa alasan yang dibolehkan, bagaimana mungkin kita bisa membenahi
mental kita untuk mau berbuat dan melayani kepada sesama manusia?” ujarnya saat
diskusi dengan wartawan kicknews.today tidak lama ini.
Bahkan dalam sebuah ungkapan yang pernah disampaikan
kepada para anggotanya, jenderal bintang satu ini dengan tegas mengatakan untuk
jangan pernah mengambil hak-hak Allah. Yang dimaksud dengan hak Allah tersebut salah
satunya ialah waktu yang memang semestinya ialah merupakan milikNya, terutama
saat adzan telah tiba. “Ketika adzan sudah dikumandangkan, maka hendaklah kita
menghentikan segala aktifitas duniawi untuk segera memenuhi panggilannya,
karena tujuan utama penciptaan manusia ialah ibadah” kata Kapolda.
Sahabat Islam, Dalam konsep pikiran sang jenderal,
revolusi mental bukanlah hanya merupakan slogan yang kemudian itu ditempel pada
spanduk himbauan ataupun tema kegiatan semata, namun harus lebih kepada aspek
implementasi, sehingga memang dapat berpengaruh langsung di dalam kehidupan
sehari-hari.
“Saya harus menjadi contoh bagi bawahan saya dalam
segala hal, jadi saya maknai betul ibadah sebagai motivasi tertinggi setiap
anggota saya untuk berbuat dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati”
lanjutnya.
Ikhlas ialah perumpamaan yang paling tepat untuk
menggambarkan ungkapan Kapolda tersebut. Sehingga apapun yang dilakukan dan
hasil yang dicapai, segalanya dipasrahkan kepada Tuhan, tanpa mengharapkan
imbalan atau pujian dari manusia.
Sebetulnya sangat simple aja, tambah Kapolda, Hal
paling pertama yang akan diperiksa nanti disaat manusia sudah mati ialah shalat,
jadi itulah yang seharusnya lebih pertama dan utama diperbaiki. “Sudah jelas, shalat
itu mencegah daripada perbuatan mungkar dan merupakan amalan yang paling
pertama diperiksa selain disitu ada latihan kedisiplinan waktu dan loyalitas
serta kepatuhan dalam melaksanakan perintahNya. Jadi kalau mau merevolusi
mental, maka hendaklah dimulai dengan membenahi shalat yang dilakukan pada awal
waktu” pungkasnya.
Semoga bermanfaat dan Mulailah sekarang revolusi mental
kita masing-masing dengan shalat awal waktu
Sumber: kicknews.today