Mengkonsumsi susu kedelai bagi ibu hamil mengundang pro dan kontra dan masih banyak dibahas pada berbagai forum baik secara online ataupun
secara offline. Pasalnya meskipun mengandung banyak nutrisi dan gizi
yang bisa menyehatkan tubuh dan janin ibu hamil, banyak juga yang
beranggapan bahwa susu kedelai ini bisa berdampak buruk bagi
kandungannya. Nah, hal inilah yang akan kita bahas pada artikel kali
ini.
Di Indonesia sendiri susu kedelai bukanlah jenis minuman baru, melainkan
sudah diwariskan turun temurun dari nenek moyang. Di negara lain pun
soy milk atau susu kedelai ini menjadi salah satu menu favorit bagi para
vegetarian ataupun orang-orang yang ingin memulai hidup sehat. Namun
demikian masalah pro dan kontra tidak akan ada selesainya karena setiap
pihak pasti punya alasan kuat mengapa menganggap susu kedelai aman bagi
ibu hamil atau tidak aman.
Mitos
: Daripada susu sapi lebih baik minum susu kedelaiFakta
: Tidak benar. Menurut Dr Tan Shot Yen meski susu kedelai memiliki kandungan zat besi lebih tinggi dari susu sapi, tapi juga mengandung asam nitrat yang menghambat penyerapan zat besi. Meski demikian, susu sapi pun bukan minuman ibu hamil. Karena protein komplit diperoleh dari variasi makanan dalam lauk sehari-hari.Mitos
: Asupan susu kedelai amat penting sebagai "suplementasi" peningkatan kadar hormone perempuan.Fakta
: Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menerima laporan dari Inggris bahwa kandungan phytoestrogen kedelai (menyerupai hormone estrogen perempuan) gagal memberikan pengaruh positif. Yang terjadi malah sebaliknya.Mitos
: Jika minum susu kedelai, bayi bersih tanpa lemak saat lahirFakta
: Tidak benar. Susu kedelai memang lebih rendah lemak dibanding susu sapi, tapi tidak membuat bayi bersih tanpa lemak. Adanya lemak dipengaruhi lemak di tubuh ibu yang didapat dari makanan dan minuman.Mitos
: Kulit bayi putih karena susu kedelaiFakta
: Tidak benar. Warna kulit bayi ditentukan faktor genetis. Melanin atau pigmen warna di kulit tidak berubah jadi putih meski ibu hamil banyak minum susu kedelai.Mitos
: Kandungan antioksidan pada kedelai mencegah kanker payudara, Rahim dan prostatFakta
: Ya. Namun, orang yang mengonsumsi kedelai memiliki angka penderita penyakit kanker tipe lain yang lebih tinggi. Kanker yang diidap terutama kerongkongan, lambung, pankreas, hati dan tiroid. Hal yang sama bahkan terjadi pada hewan yang diberi makan kedelai. Mayoclinic.com malahan mempertegas bahwa susu kedelai mengandung isoflavones yang menyebabkan migrain.Mitos
: Kedelai mengandung hemaglutinin, zat yang merangsang terjadinya pembekuan darah berlebihan.Fakta
: Benar. Namun hal ini bisa teratasi dengan melakukan fermentasi pada kedelai. Termasuk masalah tinggi fitat, yang menghalangi penyerapan zat besi dan seng. Misalnya membuatnya menjadi tempe, tauco, miso. Kedelai tanpa fermentasi masih mengandung ''anti nutrient" salah satunya adalah penghambat enzim yang malah menghalangi penyerapan protein.Mitos
: Susu kedelai amat sehat bagi ibu hamilFakta
: Tidak benar. Seperti disadur dari livestrong.com, susu kedelai bisa mengakibatkan keguguran. Hal ini bisa terjadi karena adanya phytoestrogen atau estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sedangkan sebenarnya estrogen diproduksi sendiri oleh tubuh Anda. Estrogen pada trimester pertama kehamilan akan membahayakan kehamilan Anda. Pasalnya jika dikonsumsi saat hamil muda, hormon tersebut bisa memicu kontraksi pada rahim. Di mana sebenarnya pada usia hamil muda janin masih belum menempel secara sempurna. Ini dia yang membuat susu kedelai dianggap bisa menyebabkan keguguran.
Ya, fakta lainnya pun mengatakan bahwa susu kedelai saat ini mendapat sorotan tajam dari banyak peneliti di luar negeri sehubungan dengan kandungan phystoestrogen (sejenis hormon perempuan yang terdapat dalam tumbuhan). Dengan demikian anak laki-laki yg dibesarkan dengan susu kedelai dicurigai berkembang lebih feminin.
Maka, kedelai, akan sangat berguna jika dikonsumsi setelah difermentasi (diragikan) oleh jamur tempe. Selain higienis (jamur tempe tak mungkin berkembang bila terinfeksi jamur lain atau bakteri!), tempe juga mengandung vitamin B12 di mana kedelenya sendiri tidak. Karena itu orang-orang yang tidak mengkonsumsi daging biasanya bergantung pada tempe untuk kecukupan vitamin B12. Selain itu, tempe pun amat berguna untuk mencegah kelainan morfologi sel darah merah akibat anemia yang berlangsung lama (anemia pernisiosa disebabkan karena defisiensi vitamin B12).
Jangan salah pilih untuk yang tersayang ya bu....
Pilihlah yang terbaik yang sesuai dengan saran dokter,
Terimakasih :) Semoga bermanfaat !!