Anak yang mudah marah atau ngambekan memang dapat sangat menjengkelkan,
membuat frustrasi dan dapat mengikis kesabaran kita sebagai orang
tuanya. Alih-alih menenangkan atau membantu anak-anaknya untuk bisa
mengendalikan amarahnya, banyak orang tua justru kerap melakukan
kesalahan dengan sengaja membiarkannya, balik memarahinya, menghukumnya,
bahkan hingga melakukan kekerasan fisik untuk sekadar membuatnya diam.

Api tidak akan bisa padam dengan api, sebagai orang tua kita hendaknya
dapat memahami bahwa kemarahan yang dilakukan oleh seorang anak sangat
berbeda penyebabnya dengan kemarahan yang dilakukan oleh orang dewasa.
Adalah kewajiban kita semua sebagai orang dewasa untuk bisa menjadi
embun penyejuk bagi anak-anak kita yang sedang marah, sehingga mereka
dapat memahami dengan sendiri kesalahannya dan belajar dari teladan kita
bagaimana cara yang benar untuk mengatasi emosinya.
Berikut ini beberapa tips yang dapat digunakan oleh para orang tua
tentang bagaimana membantu meredakan emosi anak-anak yang sedang marah,
sehingga dengan sendirinya mereka dapat memiliki kemampuan untuk
mengendalikan amarahnya:
1. Peka mengenali perasaan anak
Dikutip dari belajarpsikologi.com. "Seorang anak memiliki
keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi
seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya
membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan
dengan marah-marah."Oleh karena itu, mulailah dengan memahami
perasaan dan kebiasaan si anak. Kenalilah kesukaan dia akan sesuatu,
memahami apa yang ingin atau tidak ingin dia lakukan, jadwal jam
tidurnya, dan sebagainya. Ketika orang tua berusaha mengenalkan sesuatu
hal yang baru kepada anak-anaknya, hindarilah dengan cara memaksa,
tawarkanlah mereka untuk memilih atau lakukanlah dengan cara perlahan
sebagai bentuk pembiasaan, sehingga bila anak sudah terbiasa dan
menyukainya, maka dia tidak perlu lagi kita paksa untuk melakukannya.
2. Komunikasi yang baik
Kadang sering terjadi komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara
orang tua dan anak, sehingga ketika anak ingin menyampaikan sesuatu
kepada orang tuanya ia mengalami kesulitan dan bentuk kekesalan hatinya
atau ungkapan protes kepada orang tuanya dia tunjukkan dengan cara
marah, ngambek, merusak sesuatu, dan lain-lain. Bangunlah komunikasi
yang hangat dengan anak-anak kita, jangan membuat jarak dengan mereka,
anggaplah anak-anak sebagai sahabat kita begitu pula sebaliknya.
Yakinlah, ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik,
maka anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk
menyampaikan aspirasinya.
3. Memeluknya
Kadang kemarahan seorang anak bisa diakibatkan oleh hal yang sangat
sepele, seperti kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya.
Ketika anak tumbuh semakin besar atau karena kesibukan kerja yang
semakin padat, kedekatan secara fisik dengan orang tuanya bisa
berangsur-angsur berkurang, dalam hal ini anak bisa merasa tidak
disayangi lagi oleh orang tuanya. Pelukan serta belaian kasih sayang
dari orang tuanya sangat mereka harapkan. Oleh karena itu, biasakanlah
memeluk mereka atau menciumnya dengan tulus ketika akan berangkat
bekerja atau ketika mereka sakit. Cara ini terbukti ampuh untuk
menenangkan perasaan mereka.
4. Memberikan larangan yang logis
Anak-anak umumnya belum memiliki keberanian untuk berdebat dengan orang
tuanya, bahkan ketika mereka ingin sekali melakukan sesuatu namun orang
tua melarangnya. Kata-kata jangan, tidak, tidak boleh dan sebagainya
sering kali membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang
geraknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib memberikan
alasan yang logis kepada anak kita mengapa kita melarangnya melakukan
sesuatu. Bila itu menyangkut hal yang dapat membahayakan dirinya, maka
kita wajib menjelaskan resiko-resiko yang dapat terjadi bila dia memaksa
untuk melakukannya.
5. Memberikan teladan
Orang tua perlu memberikan teladan kepada anak-anaknya bagaimana cara
yang benar mengatasi emosi. Orang tua yang dalam kesehariannya sering
marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi, maka
anak-anak mereka dapat terpengaruh oleh kebiasaan tersebut. Oleh karena
itu, bila kita menginginkan anak-anak kita dapat mengendalikan emosi
mereka, maka kita harus berusaha menahan diri ketika akan marah atau
kita bisa meluapkan kemarahan kita tidak di hadapan anak secara
langsung.
6. Tidak gugup dan tetap tenang
Ketika anak kita marah di tempat umum,
sebagai orang tua kita tidak boleh gugup dan harus tetap tenang, jangan
balik memarahi anak-anak kita secara langsung atau bahkan memukulnya di
hadapan orang banyak. Cara mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan
menggendongnya lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi sehingga dapat
meredakan emosinya yang sesaat.
Bantu kami menyebarkan